Bapak koperasi Indonesia adalah Mohammad Hatta, atau akrab disapa Bung Hatta, yang juga menjabat sebagai wakil presiden pertama Republik Indonesia. Mohammad Hatta ditetapkan sebagai bapak koperasi Indonesia dalam Kongres Koperasi Indonesia yang digelar pada 17 Juli 1953 di Bandung, Jawa Barat.
Dalam kongres tersebut, Bung Hatta mengatakan bahwa koperasi menjadi jalan keluar bagi masyarakat Indonesia agar bisa melepaskan diri dari belenggu kemiskinan setelah lepas dari penjajahan Belanda. Sebenarnya, koperasi telah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Namun, dalam perkembangannya terus mengalami perbaruan.
Artikel terkait: 15 Kota Tua di Indonesia, Kental Nuansa Sejarah Tempo Dulu
Koperasi Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda Koperasi awalnya dibangun untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang berasal dari golongan ekonomi kecil. Pertama kali berdiri pada abad ke-19 dan terus berkembang pada awal abad ke-20. Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda memberikan perhatian terhadap koperasi karena lini usaha ini sangat disambut baik oleh kalangan penduduk pribumi.
Pada masa itu, koperasi didirikan dengan jalan swadaya masyarakat, organisasi politik, partai politik, dan pemerintah. Sejarah mencatat bahwa koperasi sudah ada sejak 1896. Saat itu, Patih Aria Wiriaatmadja dari Purwokerto merintis usaha bernama Hulp en Spaarbank (Bank Pertolongan dan Simpan) dengan sistem yang mirip dengan koperasi simpan pinjam.
Patih Aria saat itu mulai memberikan pinjalam kepada para pegawai Hindia Belanda. Kemudian, pada tahun 1898, lini usaha tersebut memperluas jangkauannya. Mereka tidak hanya memberikan pinjaman kepada pegawai, tetapi juga memberikan pinjaman kepada para petani. Namun, sayangnya usaha ini tidak didukung oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Sumber: id.theasianparent.com