Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyoroti insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan setidaknya 127 orang.
Mahfud menegaskan bahwa tragedi tersebut bukanlah bentrok antar-suporter Arema FC dan Persebaya. Sebab, dalam pertandingan itu, kata Mahfud, pendukung Persebaya tidak ikut menonton.
“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar-supporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari Arema,” kata Mahfud dalam pesan singkat, Minggu (2/10).
Mahfud berujar para pendukung sepak bola yang menjadi korban umumnya meninggal dunia karena desak-desakan, saling himpit, terinjak, serta sesak nafas.
Tak Berkomentar, Juragan 99 Unggah Pita Putih Usai Tragedi Kanjuruhan Mahfud soal Tragedi Kanjuruhan: Kapasitas 38 Ribu, Cetak Tiket 42 Ribu Guru Besar di bidang Hukum itu juga menegaskan bahwa tidak ada korban pemukulan atau penganiayaan dari masing-masing suporter.
“Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter,” ujar Mahfud.
Sumber: repelita.com