BERITASEBELAS.COM, Jakarta - Peneliti sekaligus Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengkritik langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang melakukan endorse kepada tokoh capres tertentu. Endorse tersebut Jokowi sampaikan salah satunya melalui pidatonya di acara Musyawarah Rakyat atau Musra yang digelar pekan lalu.
Menurut Pangi, langkah Jokowi mengumpulkan organ relawannya di Pilpres 2019 itu merupakan caranya menunjukkan kepada partai politik bahwa dirinya masih memiliki bargaining power dalam menentukan sosok capres-cawapres.
"Namun langkah politik presiden Jokowi ini tidak sepenuhnya bisa diterima, ini akan menjadi “preseden” buruk di mana presiden yang sedang berkuasa tanpa rasa malu menjadikan dirinya makelar demi kepentingan politik temporal dan merendahkan dirinya sendiri," kata Pangi dalam keterangannya, Kamis, 18 Mei 2023.
Menurut Pangi, seorang presiden sudah selayaknya naik level menjadi negarawan, bukan hanya sekadar politisi pragmatis gila kuasa. Terlibat aktif dalam melakukan negosiasi hingga menunjukkan dukungan secara terbuka, menurut Pangi akan memberikan dampak negatif yang sangat berbahaya terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024.
"Netralitas akan menjadi isapan jempol baik dari penyelenggara dan bahkan dari aparat negara yang lain (ASN, TNI-POLRI). Itu artinya penyelenggaraan pemilu yang curang sudah di depan mata," kata Pangi.
Pangi menjelaskan melalui analisa pidato Jokowi di acara Musra, mantan Gubernur DKI Jakarta itu secara berapi-api memberikan harapan, janji, dan jargon politik yang selalu membawa-bawa nama “rakyat". Menurut Pangi, pidato tersebut menimbulkan kesan bahwa Jokowi lebih terlihat sebagai seorang calon presiden ketimbang “King Maker".
Sumber: tempo.co