Banyak Mitos tentang MSG yang Berkembang di Masyarakat, Berikut Ini adalah Faktanya

Saturday, 3 February 2024
Banyak Mitos tentang MSG yang Berkembang di Masyarakat, Berikut Ini adalah Faktanya
Banyak Mitos tentang MSG yang Berkembang di Masyarakat, Berikut Ini adalah Faktanya

 

beritasebelas.com - Banyak mitos tentang micin alias MSG beredar di masyarakat Indonesia. Mereka yang awam menganggap bahwa mitos yang turun-temurun itu adalah sebuah kebenaran. Padahal faktanya, berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara selama puluhan tahun, tak satupun dari mitos-mitos seputar micin itu benar adanya.

Baca Juga: Berkembang Pesat, Huawei Sebut Sekitar 5.000 Aplikasi Asli HarmonyOS Akan Hadir Tahun Ini 

Kondisi sosial tersebut membuat P2MI (Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia), menggelar acara Sharing Time “MSG untuk Masakan Lezat, Sehat, Halal, Bergizi dan No Worries”. Acara tersebut dihadiri berbagai komunitas yang kegiatannya berhubungan dengan ekosistem bahan pangan di Indonesia. Acara ini berlangsung hangat di Wajik Resto, Hotel             Luminor Mangga Besar-Jakarta.

Narasumber yang hadir dalam sharing session itu, terdiri dari dua pakar gizi; Prof. Hardinsyah MS, PhD., dan dr. Sheena M.Gz, SpGk, AIFO., dua ahli masak ; Chef Muto dan Chef Ajis serta Ir Satria Gentur Pinandita selaku Ketua P2MI.

Dalam acara tersebut, para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Sekaligus membeberkan kebenaran dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia, tentang MSG yang biasa dikenal sebagai micin atau Vetsin, penyedap masakan yang sering kita temui saat menikmati berbagai jenis makanan.

MSG (MonoSodium Glutamat) atau Bumbu Umami telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih makanan. Meskipun penggunaannya tersebar luas dan banyak manfaatnya, kesalahpahaman konsumen tentang MSG cukup umum, dengan banyaknya mitos tentang MSG yang beredar di berbagai media

“Kondisi sosial tersebut, membuat P2MI yang berdiri sejak 15 September 1971, merasa berkepenitngan untuk membongkar mitos tentang Micin atau MSG. P2MI berkepentingan untuk memajukan dunia usaha pangan khususnya bahan tambahan pangan MSG (monosodium glutamat) dan turunannya diseluruh wilayah Indonesia,” terang ISatria Gentur Pinandita, Ketua P2MI, yang anggotanya adalah perusahaan yang memproduksi MSG, yaitu; PT. Ajinomoto Indonesia, PT. Ainex Internasional, dan PT Daesang Ingredients Indonesia.

Sejumlah mitos yang tumbuh subur dimasyarakat Indonesia, antara lain adalah; bahwa MSG menyebabkan reaksi alergi. Faktanya, menurut Prof. Hardinsyah MS, PhD., bahwa asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling umum serta bahan yang membangun protein dalam makanan dan tubuh kita. usulnya. ’’Karena alasan tersebut, maka kecil kemungkinan orang alergi terhadap MSG,” ucap dia.

Mitos lainnya, menyebutkan bahwa MSG menyebabkan efek negative kepada otak. Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada sistem saraf pusat otak. Bahkan dalam satu penelitian di mana glutamat plasma dinaikkan 10 kali lipat di atas normal, yang mana tidak pernah benar-benar terjadi di kehidupan nyata, tidak ada glutamat yang masuk ke otak. ’’Pada kenyataannya jika sejumlah MSG yang sesuai telah ditambahkan ke makanan, hal itu sudah cukup. Faktanya, menambahkan terlalu banyak MSG justru dapat mengurangi kelezatan dari makanan tersebut,” jelas Prof. Hardinsyah MS, PhD.

Ada pula Mitos yang mengatakan bahwa MSG dapat menyebabkan sakit kepala atau migrain. Faktanya, MSG tidak memicu sakit kepala. Beberapa makanan memang telah dikaitkan dengan migrain, tetapi baik asam glutamat maupun MSG tidak terbukti menjadi penyebab langsung, bahkan setelah penelitian ekstensif dengan dosis glutamat yang besar.

’’Jadi setelah mengetahui berbagai fakta-fakta di atas yang telah dijabarkan, tidak perlu khawatir lagi untuk menggunakan MSG dalam makanannya,” jelas Ahli Gizi, dr. Sheena M.Gz, SpGk,     

Terakhir, ada mitos yang bilang bahwa MSG mengandung sodium yang tinggi Faktanya, Monosodium glutamat, atau MSG, adalah bentuk asam glutamat murni, yang bergabung dengan natrium (sodium). MSG memiliki kandungan natrium yang lebih rendah daripada garam meja dan sering digunakan untuk membantu meningkatkan rasa pada makanan yang rendah natrium. Mengganti garam dengan MSG dalam resep masakan akan mengurangi kandungan natrium pada masakan tersebut. Hal ini dikarenakan MSG memiliki natrium dua per tiga lebih sedikit daripada garam meja.

 Baca Juga: Megawati akan Hadiri Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK Bersama Menteri-Menteri PDIP

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini